Rumah Resolusi Indonesia: Dari Pahitnya Hidup hingga Menjadi Tempat Pengabdian untuk Sesama

Rumah Resolusi Indonesia: Dari Pahitnya Hidup hingga Menjadi Tempat Pengabdian untuk Sesama

ZmnTv, Kabupaten Sukabumi – Di Kampung Ciembe, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, berdiri sebuah lembaga sosial bernama Rumah Resolusi Indonesia. Yayasan ini dipimpin oleh Asep Kamho sebagai pendiri sekaligus ketua, bersama Latip yang berperan aktif mengurus dan merawat orang sakit. (22/08/2025)

Keduanya memiliki latar belakang kehidupan yang penuh perjuangan dan pahit, sebelum akhirnya mendedikasikan diri membantu sesama.

Latip, misalnya, pernah melalui masa sulit hingga tiga tahun lamanya mengurus orang sakit di Tamansari sebagai jalan memperbaiki diri. Setelah itu, ia melanjutkan pembelajaran di sebuah pesantren di Nangleng, Sukabumi, di mana ia terbiasa merawat orang terlantar.

“Dulu saya sempat bingung arah hidup, bahkan ingin kabur. Tapi justru dari pengalaman itu saya belajar banyak. Saya bersyukur bisa merawat orang sakit, mengajari mereka hingga bisa kembali melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan sampai sembuh dan menikah. Bagi saya, merawat orang lain adalah cara memanusiakan manusia,” ujar Latip.

Sementara itu, Asep Kamho memilih untuk menjalankan yayasan dengan penuh ketulusan tanpa bergantung pada dana pemerintah. Ia menegaskan bahwa setiap pasien memang perlu melengkapi persyaratan identitas, seperti KTP dan KK, tetapi tidak ada pungutan biaya.

“Saya tidak ingin memasang plang resmi atau mengajukan bantuan dari dinas sosial, karena khawatir dana yang turun tidak amanah. Saya lebih memilih membantu sesuai kemampuan pribadi,” ungkap Asep Kamho.

Perjalanan hidup Asep juga penuh lika-liku. Ia pernah berjalan kaki hingga ke Banten dan Garut dalam pencarian jati diri. Bahkan, ia mengaku sempat diperlakukan seperti orang gila oleh masyarakat sekitar. Titik balik hidupnya terjadi ketika ia menyadari kesalahan terhadap orang tua dan akhirnya meminta maaf dengan tulus.

Kini, Rumah Resolusi Indonesia terus membuka pintu bagi siapa saja yang membutuhkan bantuan. Meski ada sebagian yang datang dengan modus berpura-pura sakit, baik Asep maupun Latip tetap berpegang pada prinsip tulus menolong tanpa membeda-bedakan. (Hd/Jy)

Avatar Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *