ZmnTv.com, Cikampek – Seorang da’i asal Tangerang Selatan Arman Soleh Nasution (53), wafat dalam keadaan mulia khuruj fii sabilillah, ia menghadiri Tabligh Akbar atau Jord Qudama Indonesia 2024. Tabligh akbar tahunan yang di hadiri sekitar Ribuan Jamaah dari seluruh Indonesia, serta sejumlah ulama dunia, yang berlangsung di Cikampek, Jawa Barat. (16/09/2024).
Dalam keterangan nya Ustadz Sofiyan menyebutkan bahwa pada pukul 00.00 tengah malam, beliau merasa tidak enak badan dan meminta untuk dikerok. Kemudian ia pun mengerok tubuh Arman, tetapi tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda seperti masuk angin dan tidak merah bagian yang di kerik.
“Karena kondisi badan mulai lelah, saya tertidur disebelahnya. Saya bangun pukul 03.00 kemudian memeriksa keadaan Pak Arman, kelihatannya beliau tenang. Mendekati waktu shalat subuh pak. 04.00 saya bangunkan beliau, ternyata sudah wafat.” ujar Ustadz Sofyan.
Lebih lanjut, Ustadz Abdurrahman Lubis menyampaikan alhamdulillah di tengah pertemuan dai senior Cikampek yang sedang berlangsung ini, Allah mengambil seorang hamba-Nya dalam keadaan khuruj fii sabilillah.
“Betapa mulia kematian beliau, sedang berkumpul bersama para dai untuk bergerak selama empat bulan berdakwah. Ini adalah kematian yang patut dicemburui,”ucap Ustadz Abdurrahman Lubis.
Setelah itu jenazah disalatkan oleh Puluhan Ribu Peserta Ijtima, di ketahui Arman meninggalkan seorang istri dan empat anak. Kematian beliau di medan dakwah disambut dengan penuh penghormatan oleh ribuan peserta Ijtima Cikampek. Puluhan ribu dai turut serta men-shalat kan jenazah beliau, memberikan penghormatan terakhir kepada seorang dai yang telah wafat di jalan Allah.
Kematian seperti ini patut dicemburui oleh setiap mukmin. Meninggal dalam keadaan khuruj fii sabilillah, di tengah kumpulan para dai, merupakan anugerah yang luar biasa. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah Pak Arman dan menempatkannya di surga-Nya yang tertinggi. Bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan.
Beliau sudah tercatat di antara 10 orang jamaah yang akan berangkat ke NTT, dipimpin Haji Yunus. Bahkan ticket kereta api ke Surabaya sudah dibeli.
Kisah ini mengingatkan kita semua bahwa kematian datang tanpa peringatan. Persiapkanlah bekal akhirat sebaik-baiknya, dan jangan menunda untuk memperbaiki diri serta bertaubat dari segala dosa.
Kisah Kematian Sahabat dalam Keadaan Khuruj
Kematian dalam keadaan khuruj fii sabilillah adalah bentuk syahid yang penuh kemuliaan. Banyak kisah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang wafat saat berdakwah atau berjihad di jalan Allah. Salah satunya adalah kisah Abdullah bin Rawahah yang gugur sebagai syahid di Pertempuran Mu’tah ketika memegang panji Islam dengan penuh keberanian. Kisahnya menjadi salah satu contoh kemuliaan meninggal dalam keadaan berjihad.
Khalid bin Walid, yang tak terkalahkan dalam banyak pertempuran, juga wafat dalam kondisi yang damai, meski sepanjang hidupnya dihabiskan di medan perang. Allah menakdirkan Khalid wafat di ranjang saat dalam perjalanan dakwah, yang menunjukkan bahwa kematian mulia datang dari niat dan perjuangan, bukan dari bagaimana seseorang meninggal.
Peringatan untuk Mempersiapkan Bekal Akhirat
Kematian Arman Sholeh Nasution menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ajal bisa datang kapan saja, bahkan di tengah aktivitas mulia seperti berdakwah. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus senantiasa mempersiapkan bekal akhirat dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling cerdas adalah yang paling sering mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya untuk akhirat.”
Bagi mereka yang masih tenggelam dalam kemaksiatan, kematian Pak Arman adalah peringatan bahwa hidup di dunia sangat singkat dan tak ada yang tahu kapan berakhir. Segeralah bertaubat, karena Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan bagi hamba-Nya yang ingin kembali ke jalan yang benar. (*/Rd21).