Oleh: Saeed Kamyabi – Inisiator Sistem Ekonomi Langit
Zonaindonesiaworld.com, Tangerang –
Pemerintah Bayar Utang KCIC, Siapa yang Menanggung?
Whoosh, kereta cepat pertama di Indonesia, kembali jadi sorotan. Bukan karena kecepatannya yang menembus 350 km/jam, tapi karena tumpukan utang proyek KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) yang kini harus ditanggung negara. (07/11/2025)
Pemerintah akhirnya turun tangan melunasi sebagian beban itu, meski sebelumnya Menteri Keuangan menegaskan APBN tidak akan digunakan untuk membayar utang Whoosh.
Kini publik bertanya-tanya: mengapa kebijakan berubah dan siapa yang menanggung risikonya?
Mengapa Presiden Prabowo Mengambil Keputusan Ini?
Langkah Presiden Prabowo Subianto menyelamatkan proyek Whoosh bukan tanpa alasan. Ada tiga faktor utama di balik keputusan strategis ini:
1. Menjaga Kehormatan Bangsa
Proyek kereta cepat Whoosh adalah simbol kemajuan dan hasil kerja sama strategis Indonesia–Tiongkok dalam inisiatif Belt and Road Initiative (BRI).
Gagalnya proyek ini bisa mencoreng reputasi Indonesia di mata dunia dan menurunkan kepercayaan investor global.
2. Menjamin Kelancaran dan Keamanan Layanan Publik
Whoosh menghubungkan Jakarta dan Bandung hanya dalam 45 menit. Ribuan penumpang mengandalkan layanan ini setiap hari.
Jika operasional berhenti akibat kebangkrutan KCIC, dampaknya akan sangat besar terhadap aktivitas ekonomi dan sosial.
3. Mencegah Masalah Diplomatik dengan Tiongkok
Hubungan dagang dan investasi Indonesia–Tiongkok bernilai miliaran dolar. Kegagalan proyek ini dapat menimbulkan ketegangan diplomatik yang merugikan perekonomian nasional.
Untung Rugi Menyelamatkan Kereta Cepat Whoosh
Keuntungan Bagi Negara
– Efisiensi Waktu dan Produktivitas
Waktu tempuh Jakarta–Bandung turun drastis, mendukung pertumbuhan bisnis dan mobilitas pekerja.
– Mendorong Ekonomi Daerah
Nilai properti dan investasi di sekitar stasiun Padalarang dan Tegalluar meningkat signifikan.
– Simbol Modernisasi Indonesia
Whoosh menjadikan Indonesia sejajar dengan negara maju dalam teknologi transportasi cepat.
Kerugian dan Risiko
– Beban Keuangan Negara
Dana talangan Whoosh bisa mengalihkan anggaran dari sektor penting seperti pendidikan dan kesehatan.
– Preseden Buruk untuk Proyek Lain
Jika proyek gagal selalu diselamatkan negara, investor bisa menjadi kurang bertanggung jawab terhadap risiko bisnis.
APBN dan Utang Whoosh: Dua Sisi Mata Uang
Membayar utang KCIC menggunakan APBN adalah pilihan yang sulit namun strategis.
Jika dibayar, stabilitas proyek terjaga dan kepercayaan investor meningkat. Namun jika tidak, Indonesia bisa kehilangan muka di kancah internasional dan menghadapi potensi gugatan hukum.
Pertanyaan besarnya: dari mana dana bailout ini berasal?
Jika diambil dari pos anggaran vital, maka keputusan ini bisa mengorbankan program rakyat seperti subsidi pangan dan beasiswa pendidikan.
Perspektif Sistem Ekonomi Langit: Menyelamatkan Tanpa Merugikan
Dalam kerangka Sistem Ekonomi Langit — konsep ekonomi berbasis nilai ketuhanan dan keadilan — solusi terhadap utang Whoosh tidak semata soal untung-rugi, melainkan soal amanah dan keadilan sosial.
1. Keadilan dan Transparansi
Rakyat berhak tahu siapa yang bertanggung jawab atas utang tersebut. Harus ada audit dan laporan terbuka.
2. Manfaat Umum di Atas Kepentingan Bisnis
Jika penyelamatan Whoosh membawa manfaat ekonomi luas, langkah ini bisa dibenarkan.
3. Akuntabilitas dan Amanah
Dana publik harus digunakan secara bertanggung jawab dan diawasi oleh lembaga independen.
4. Mencegah Kegagalan Serupa
Pemerintah perlu merancang mekanisme tegas agar proyek masa depan tak lagi bergantung pada bailout negara.
Kesimpulan: Antara Harapan dan Pembelajaran
Keputusan Presiden Prabowo mengambil alih utang Whoosh adalah langkah besar yang akan dicatat dalam sejarah ekonomi Indonesia.
Namun, di balik keputusan berani itu, tersimpan pelajaran penting tentang tata kelola, transparansi, dan tanggung jawab publik.
Semoga proyek Whoosh tak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi, tetapi juga cermin kedewasaan bangsa dalam mengelola utang dan kepercayaan rakyatnya.
Penulis: Saeed Kamyabi – Inisiator Sistem Ekonomi Langit







Tinggalkan Balasan