Oleh: Saeed Kamyabi
Pemerhati Sosial dan Kebangsaan

ZmnTv.com, Jakarta – Publik kembali diramaikan dengan isu lama: keaslian ijazah Presiden Joko Widodo. Meski masa jabatan beliau telah berakhir, sorotan terhadap dokumen pendidikannya seolah tak pernah reda. Media sosial, forum diskusi, bahkan ruang-ruang percakapan pribadi ramai memperdebatkan hal ini, seakan-akan di situlah letak nasib bangsa ini dipertaruhkan.

Pertanyaannya: sampai kapan energi kita dihabiskan untuk hal yang tidak berdampak langsung bagi kehidupan rakyat?

Apakah dengan membuktikan ijazah Jokowi palsu atau asli, kemiskinan akan hilang? Apakah ketimpangan sosial langsung teratasi? Apakah anak-anak putus sekolah akan kembali ke bangku pendidikan?

Era hari ini bukan lagi era “ijazah-minded”, melainkan “competency-minded”. Dunia kerja, dunia usaha, dan bahkan dunia kepemimpinan semakin menuntut kemampuan nyata, bukan sekadar tumpukan gelar. Kita terlalu lama terjebak dalam romantisme administratif, seolah selembar kertas bisa menjawab segala persoalan bangsa.

Mari kita jujur dan bertanya:
Apa ada nilai ibadah dari membongkar arsip masa lalu seorang mantan presiden?

Tidak ada satu pun janji Allah tentang surga bagi mereka yang berhasil membuktikan keaslian atau kepalsuan ijazah seseorang. Tidak ada ancaman neraka bagi mereka yang gagal mengungkapnya.

Namun sebaliknya, Allah dengan jelas menyampaikan banyak janji kemuliaan bagi mereka yang memakmurkan masjid, membina umat, dan memperbaiki kehidupan masyarakat.

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian” (QS. At-Taubah: 18)

“Barang siapa membangun masjid karena Allah, walau hanya seperti tempat burung bertelur, maka Allah bangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ahmad)

Itulah pekerjaan bermutu. Itulah investasi abadi. Maka jika kita masih sibuk dengan isu yang tidak memberi nilai tambah, kita sedang menyia-nyiakan umur, akal, dan kesempatan yang Allah SWT beri.

Presiden Jokowi telah Pensiun, sudah lengser. Masa baktinya telah berlalu. Biarkan ia menunggu pengadilan yang paling adil: pengadilan Allah SWT. Tugas kita hari ini adalah membenahi bangsa ini dari bawah.

Menanam, menggali, membina, memberdayakan. Memakmurkan masjid, menguatkan ukhuwah, memperkuat pendidikan, dan lainnya.

Indonesia adalah negeri yang luar biasa kaya: laut yang luas, tanah yang gembur, tanaman subur, sumber daya alam melimpah. Maka sangat disayangkan jika rakyatnya justru sibuk dengan urusan yang tidak membawa perubahan.

Mari alihkan fokus kita. Dari membongkar masa lalu, menuju membangun masa depan.
Dari polemik tak produktif, menuju aksi nyata yang maslahat. Sekarang era Presiden Prabowo Subianto, sadarlah kawan.

Sudahi perdebatan yang tak menghasilkan kemaslahatan. Mari kita mulai pekerjaan yang sungguh-sungguh bermutu. Memakmurkan Masjid.

(Sayeed Kamyabi)